Tak mengherankan jika negara ini pernah menjadi sasaran para penjajah Barat di masa lalu. Rempah-rempah seperti Jahe, Cengkeh, Kayu Secang, dan Kunyit, bersama berbagai jenis lainnya, menjadi komoditas yang sangat bernilai.
Umumnya, rempah-rempah tersebut diolah menjadi ramuan tradisional atau minuman seperti wedhang yang hangat.
Penggunaan tumbuhan sebagai bahan dasar pengobatan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi dan kebudayaan masyarakat.
Terutama yang tinggal di daerah pedesaan, di mana pengetahuan herbal turun-temurun masih dijaga dan diterapkan hingga saat ini.
Sejak tahun 1985, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meramalkan bahwa sekitar 80% populasi global akan mengandalkan tumbuhan obat sebagai bagian dari perawatan kesehatan mereka.
Melalui pengobatan herbal, fitoterapi, fitomedisin, atau obat berbasis tanaman. Salah satu contoh tanaman yang sering dimanfaatkan adalah secang.
Di mana kulit kayunya digunakan sebagai bahan obat tradisional yang memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan.
Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah jenis tanaman semak atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 5 hingga 10 meter.
Tanaman ini termasuk dalam keluarga Leguminoseae dan dapat ditemukan di berbagai wilayah, termasuk Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika.
Secang merupakan tanaman perdu atau pohon rendah dengan batang yang memiliki duri-duri kecil yang melengkung, tersebar pada seluruh percabangannya.
Batang tanaman ini berbentuk bulat dengan warna hijau kecoklatan, memberikan ciri khas yang mudah dikenali pada tanaman ini.
Secang merupakan tumbuhan herbal yang tumbuh secara alami di hutan-hutan sekunder. Tanaman ini kaya akan senyawa fenolik, seperti flavonoid, yang dikenal memiliki sifat antioksidan kuat dalam menangkal radikal bebas.
Kayu Secang sering diolah menjadi minuman herbal tradisional, yang dipercaya efektif dalam meredakan gejala masuk angin, batuk, dan pilek, serta memberikan manfaat untuk menghangatkan tubuh.
Selain itu, secang juga sering digunakan sebagai bagian dari pengobatan alami untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Ekstrak kayu Secang juga memiliki manfaat sebagai pewarna alami. Dengan cara merebus kayu secang, air rebusannya yang berwarna merah terang dapat digunakan sebagai alternatif pewarna makanan dan minuman.
Warna merah alami yang dihasilkan dari rebusan kayu secang ini sering dimanfaatkan dalam industri kuliner sebagai pilihan pewarna yang lebih aman dan alami dibandingkan dengan pewarna sintetis.
Selain memberikan warna yang menarik, air rebusan secang juga kaya akan manfaat kesehatan.