Ini Penyebab Tingginya Harga Kakao Sepanjang 2024

Rohmat

Harga kakao telah mengalami lonjakan signifikan, melampaui kenaikan harga komoditas utama lainnya sepanjang tahun 2024. Bahkan, kenaikan harga kakao ini berhasil mengalahkan lonjakan nilai Bitcoin yang sempat mencuri perhatian.

Keterbatasan pasokan dan ketidakstabilan dalam dinamika pasar perdagangan yang mendasari lonjakan harga komoditas ini diperkirakan akan terus berlanjut dalam waktu yang tidak sedikit ke depan.

Menurut laporan Bloomberg pada Minggu (22/12/2024), harga kakao telah melonjak hampir tiga kali lipat akibat terhambatnya produksi di Afrika Barat—wilayah dengan pertumbuhan kakao terbesar di dunia—yang mengakibatkan kekurangan pasokan yang sangat signifikan.

Banyak pedagang, yang terhimpit oleh lonjakan biaya untuk mempertahankan posisi mereka, memilih untuk meninggalkan pasar ketika harga terus meroket.

Sementara itu, produsen cokelat enggan melakukan lindung nilai terhadap persediaan baru mereka, berharap dapat membeli dengan harga yang lebih rendah.

Meski begitu, kondisi cuaca buruk dan serangan penyakit tanaman yang parah menambah kekhawatiran terkait hasil panen pada musim ini.

Kondisi ini telah mendorong harga kakao berjangka di New York mencapai level tertinggi sepanjang masa, hampir US$13.000 per ton hanya dalam minggu ini.

Dalam pasar yang diperkirakan masih berpotensi untuk terus meningkat, beberapa produsen cokelat memilih untuk tidak menunda lagi dalam mengunci harga.

Rendahnya likuiditas pasar berjangka turut memperburuk fluktuasi yang ekstrem, sehingga keuntungan kakao bahkan berhasil melampaui lonjakan nilai Bitcoin.

Pasar kakao sempat mengalami penurunan setelah mencatat lonjakan hampir mencapai US$12.000 per ton pada bulan April lalu, seiring dengan harapan akan panen yang lebih baik di Afrika Barat.

Namun, reli harga kembali terjadi pada November 2024, dipicu oleh kondisi cuaca yang buruk yang menghambat perkembangan panen dan meredupkan harapan untuk pemulihan yang signifikan.

Kenaikan harga yang terus-menerus ini telah menyebabkan kerugian di sejumlah sektor, terutama bagi produsen cokelat yang menunda langkah lindung nilai terhadap persediaan baru sambil berharap harga akan turun.

Kini, dengan harga yang melonjak tajam, pembelian secara terburu-buru justru mempercepat lonjakan pasar.

Also Read

Tags

Leave a Comment