Akhir Pekan Nilai Tukar Kembali Alami Pelemahan

Rohmat

Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan di akhir pekan.

Berdasarkan data dari Bloomberg, rupiah tercatat turun tipis sebesar 0,02 persen atau setara dengan 4 poin, menjadi Rp16.380 per dolar AS.

Analis Pasar Uang, Lukman Leong, menyebutkan bahwa pelemahan rupiah disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran pasar terkait kebijakan tarif yang akan diterapkan oleh pemerintahan Trump.

Kekhawatiran tersebut semakin menguat menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS terpilih yang dijadwalkan berlangsung pada pekan depan.

“Indeks dolar sendiri terpantau tertekan dan turun dalam beberapa sesi terakhir setelah rilis sejumlah data ekonomi AS. Seperti data inflasi konsumen dan produsen, penjualan ritel dan klaim pengangguran yang lebih lemah dari harapan,” kata Lukman dalam analisisnya, Jumat (17/1/2025).

Namun, rupiah terus mengalami tekanan sepanjang pekan ini, terutama setelah keputusan mengejutkan dari Bank Indonesia yang memangkas suku bunga pada Rabu, 15 Januari 2025.

Lukman memperkirakan bahwa rupiah masih akan terus tertekan terhadap dolar AS hingga pekan depan. Namun, sejauh mana pelemahan tersebut terjadi akan sangat bergantung pada upaya intervensi yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

Selain itu, pekan depan tidak ada data ekonomi penting yang akan dirilis, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Dampak dari pemangkasan suku bunga oleh BI diperkirakan masih akan terasa, sehingga rupiah diprediksi akan bergerak dalam kisaran Rp16.250-16.600 per dolar AS.

Also Read

Tags

Leave a Comment