Kenaikan harga ayam potong di beberapa pasar di Kota Bekasi, seperti Pasar Baru, tampaknya tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
Masyarakat tetap melanjutkan pembelian ayam karena tetap menjadi kebutuhan utama untuk konsumsi harian mereka.
“Tetap beli ayam potong walaupun harga naik, mau gak mau. Karena ini kan kebutuhan buat makan anak di rumah,” kata salah seorang ibu rumah tangga bernama Lusti, Minggu (5/1/1024).
Dengan lonjakan harga ayam, ia berharap harga dapat kembali stabil seperti sebelumnya, agar tidak merasa terbebani dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Pengennya harga ayam turun, jadi murah. Sama juga dengan harga-harga lain seperti cabai yang juga sedang naik,” kata dia.
Sebagai informasi, harga ayam potong yang sebelumnya Rp31 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp33 ribu per kilogram.
Kenaikan harga ini sudah terjadi sejak beberapa waktu sebelum memasuki Tahun Baru hingga sekarang.
Harun, salah satu pedagang ayam, mengungkapkan bahwa kenaikan harga tersebut terjadi di tingkat produsen.
Oleh karena itu, sebagai pedagang, mereka merasa tidak memiliki banyak pilihan untuk mengendalikan harga tersebut.
“Kalau harga itu memang sudah naik sebelum Tahun Baru. Kita penjual juga sudah terima dari produsen dengan harga naik, ya mau gak mau kita ikut naik,” kata dia, saat diwawancarai.
Sebagai pedagang, mereka berharap harga ayam dapat kembali stabil. Pasalnya, perubahan harga tersebut tentunya akan memengaruhi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya dapat berdampak pada kelangsungan usaha mereka.
“Maunya harga ayam normal lagi kaya waktu belum naik. Karena kalau tinggi, banyak yang biasanya beli jadi gak beli,” ujarnya mengakhiri pembicaraan.