Pada Jumat, 20 Desember 2024, dunia kembali dikejutkan oleh tragedi kemanusiaan di Jalur Gaza. Dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan oleh militer Israel, sedikitnya 25 nyawa warga Palestina melayang. Dari jumlah tersebut, delapan korban ditemukan tewas di sebuah apartemen yang hancur di kamp pengungsi Nuseirat. Kota Jabalia juga menjadi saksi bisu duka, dengan sepuluh korban tewas, tujuh di antaranya adalah anak-anak yang menjadi korban tak bersalah dalam konflik berkepanjangan.
Upaya untuk Mengakhiri Konflik
Hingga kini, upaya mediasi untuk menghentikan konflik antara Israel dan Hamas masih menemui jalan buntu. Tim mediator, yang melibatkan Qatar dan Mesir, telah mencoba menjembatani perbedaan di antara kedua belah pihak. Namun, beberapa isu krusial masih menjadi penghalang tercapainya gencatan senjata. Setelah lebih dari setahun perang Gaza, solusi damai tetap menjadi harapan yang belum terwujud.
Akar Konflik dan Dampaknya
Perang Gaza yang terus berkobar sejak serangan 7 Oktober 2023, memunculkan luka yang mendalam. Israel melancarkan ofensif besar setelah Hamas menculik lebih dari 250 sandera. Hingga kini, sekitar 100 sandera masih berada dalam tahanan, dengan nasib yang sebagian besar belum diketahui.
Namun, dampak konflik ini jauh melampaui angka-angka. Data dari otoritas Gaza menunjukkan lebih dari 45 ribu warga kehilangan nyawa, sementara 2,3 juta jiwa lainnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak, mencerminkan dampak yang tidak proporsional terhadap kelompok paling rentan.
Kondisi Gaza semakin mengenaskan, dengan banyak wilayah kini hanya menyisakan puing-puing. Blokade yang diberlakukan Israel memperburuk situasi, memicu kelaparan yang meluas. Kelompok-kelompok hak asasi manusia serta pakar PBB secara terbuka menuduh Israel melakukan genosida di wilayah tersebut, menambah beban moral di tengah konflik yang berlarut-larut.
Langkah Hukum Internasional
Komunitas internasional mulai mengambil langkah untuk menuntut pertanggungjawaban atas tragedi ini. Pada 21 November 2024, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Selain itu, Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional.
Seruan untuk Perdamaian
Resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera masih diabaikan. Sementara dunia terus menyaksikan penderitaan yang tak berujung, seruan untuk perdamaian menjadi semakin mendesak. Gaza, sebuah wilayah yang pernah menjadi rumah bagi jutaan orang, kini berubah menjadi simbol kehancuran dan kemanusiaan yang terkoyak.
Seperti api yang membakar tanpa henti, konflik ini hanya akan memperburuk luka yang sudah terlalu dalam. Dunia membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata; diperlukan tindakan nyata untuk menghentikan siklus kekerasan dan membangun kembali harapan bagi generasi mendatang di Gaza.